Antara Israel, Gaza dan Hamas (2)

Yoused Abu Khoussa membawa jenazah putranya Iyad yang berusia satu setengah tahun untuk disalatkan di Kamp Pengungsi Bureij,Gaza, Ahada (18/11). (AP Photo/Adel Hana)

Konflik antara Hamas dan Israel terus saja terjadi. Berdasar laporan Statfor, Infanteri Israel, tank dan buldoser memasuki jalur Gaza untuk membongkar terowongan yang digunakan oleh Hamas untuk menyeludupkan senjata.

Peristiwa itu terjadi pada 4 November 2008. Mesir terus mengupayakan perdamaian kedua pihak itu lewat gencatan senjata, namun selalu gagal.

Hamas menanggapi rentetan mortir dan roket api dari Israel dengan serangan balasan yang berlangsung selama beberapa minggu.

Selanjutnya, pada 27 Desember 2008, Israel mulai melakukan Operasi Cast Lead. Kampanye militer itu dimulai dengan serangan udara selama tujuh hari ke Gaza. Kemudian, diikuti oleh serangan darat selama 15 hari.

Pada akhir kampanye, hampir 1.000 roket berjarak pendek dan mortir menghantam Israel selatan, mencapai wilayah Bersyeba dan Yavne.  Serangan beberapa hari itu telah menimbulkan banyak korban. Beberapa komandan senior Hamas dan ratusan militan tewas dalam pertempuran itu.

Angkatan Pertahanan Israel mencatat ada 10 tentara Israel (IDF) tewas, tiga warga sipil Israel tewas akibat serangan roket Palestina dan 1.166 warga Palestina tewas (709 diantaranya kombatan).

Selanjutnya pada awal Januari 2009, di tengah-tengah Operasi Cast Lead, Israel mengetahui bahwa Iran diduga berencana akan mengirim amunisi dan bantuan ke Hamas.

 Iran diduga akan memberikan 120 ton senjata, bahan peledak, anti-tank dan rudal Fajr-3 roket ke Gaza. Angkatan udara Israel selanjutnya membom konvoi 23 truk saat melintasi perbatasan selatan Mesir hingga Sinai.

 Namun, Iran tidak menyerah begitu saja untuk memasok Hamas dengan persenjataan canggih. Serangan roket Fajr yang menargetkan Tel Aviv dan Yerusalem dalam konflik saat ini merupakan bukti upaya berkelanjutan Iran. 

Operasi Cast Lead berlangsung sebulan lebih, pada akhir 2008 hingga 2009. Selama Operasi Cast Lead, Mesir memainkan peran penting dalam perundingan gencatan senjata. Negara ini siap untuk menanggung biaya politik domestik. Tujuannya untuk mencegah pengungsi mengalir ke Sinai dan mencegah Hamas untuk melakukan pengisian pasokan senjata.

0 komentar:

Posting Komentar